Halaman

Sabtu, 10 Februari 2018

Gaji Besar Tapi Tabungan Tidak Pernah Bertambah? Ini Penyebabnya

Banyak masyarakat Indonesia yang memiliki gaji besar namun, belum cukup untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup. Sering makan makanan cepat saji dan gaya hidup yang tidak sehat menjadikan Anda sakit sehingga terpaksa harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Selain itu, tergodanya diskon membuat Anda sering membeli barang yang sebetulnya tidak Anda perlukan.

Dengan kehidupan yang seperti itulah tabungan Anda tidak akan bertambah justru selalu defisit. Lalu, apa sajakah yang menjadi penyebab tabungan tidak pernah bertambah? Inilah beberapa penyebabnya.

  • Gaya hidup

Sebagian masyarakat yang tinggal di kota terutama bagi yang mempunyai gaji mulai 4 juta per bulan, lebih senang berbelanja kebutuhan di pusat perbelanjaan modern seperti mall atau supermarket ketimbang pasar tradisonal.

Selain itu, perasaan gengsi dan malu kalau tidak ikut-ikutan bergaya seperti yang lain, menjadikan faktor penyebab gaya hidup mewah. Penggunaan pakaian yang harus terlihat bagus, bahkan pengonsumsian rokok dan minuman alkohol sebagai salah satu bagian dari gaya hidup menjadi pengeluaran lebih boros.

  • Penggunaan kartu kredit

Sekarang ini, tidak hanya orang yang bergaji puluhan juta ke atas saja yang menggunakan kartu kredit, namun rata-rata sebagian masyarakat Indonesia yang bergaji 3 juta hingga 5 juta Rupiah per bulan pun sudah bisa menggunakan kartu kredit.

Perlombaan antar bank untuk bisa mendapatkan uang dari nasabahnya membuat Bank memberikan banyak cara untuk bisa menyentuh hingga golongan menengah ke atas dengan menawarkan banyak iming-iming menarik. Akan tetapi, tidak selalu penggunaan kartu kredit bisa menjamin kebahagiaan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Kemitraan Bank terhadap suatu perusahaan lain memaksa kita mau tidak mau harus bergaya hidup mewah agar kartu kredit yang telah dibuat bisa digunakan. Bahkan, sebagian orang tidak hanya memiliki kartu kredit satu buah, sehingga besarnya biaya tagihan lebih besar daripada gaji yang didapatkan setiap bulannya.

  • Belum paham pentingnya investasi

Siapa bilang investasi itu harus bermodal mahal? Banyak orang yang tergiur dengan investasi properti seperti apartemen atau rumah di tanah kapling. Padahal berinvestasi ada banyak macamnya. Misalnya saja menabung emas. Investasi emas, selain bisa dilakukan di Bank, juga sekarang bisa dilalukan di Pegadaian.

Anda pun bisa mencicilnya sedikit demi sedikit. Adapun kalau Anda tinggal bukan di perkotaan namun memiliki penghasilan yang cukup besar, Anda bisa berinvestasi membeli sawah atau tanah atau kebun karena harga tanah di pedesaan relatif jauh lebih murah ketimbang di kota, atau Anda juga bisa berinvestasi dengan membeli mulai sepasang hewan ternak lalu mengembangbiakkannya agar suatu saat bisa dijual apabila memiliki kebutuhan yang mendesak.

  • Suka berhutang

Mempunyai gaya hidup yang boros menjadikan uang bulanan lebih cepat habis dan mau tidak mau harus berhutang ke orang lain atau bahkan ke bank. Bahaya meminjam uang ke pihak yang kurang tepat malah akan semakin mencekik keuangan Anda, seperti adanya riba.

  • Tidak punya rencana ke depan

Rencana saja selalu ditunda, apalagi pelaksanaannya? Bangunlah mimpi Anda dengan membuat rencana masa depan agar mencapai kualitas hidup yang lebih baik daripada sekarang. Dimulai dari mempunyai rencana kecil seperti ingin berwisata ke luar kota bersama keluarga, memiliki rumah dan tanah sendiri, ingin membeli mobil, ingin pergi umroh atau haji, atau bahkan ingin mengembangkan bisnis, bisa menjadikan sebuah motivasi untuk bisa menabung.

  • Kurang bersyukur dan beramal

Bersyukur menjadi kunci hidup dalam menikmati setiap berkah apa yang telah diberikan. Bersyukur tidak hanya berupa mengucap doa, namun juga bersedekah adalah salah satu perwujudan dari rasa bersyukur. Beramal tidak akan menjadikan miskin, malah justru akan semakin menjadikan diri kita kaya sebab tahu ada banyak orang yang lebih menderita daripada keadaan Anda sekarang.

Menjaga gaya hidup sehat dan tidak boros, serta memikirkan masa depan akan menjadikan hidup termotivasi lebih agar bisa menikmatinya di kemudian hari tanpa penyesalan. Rasa untuk selalu bersyukur dan menghindari hutang akan lebih baik. Jangan melupakan kepada siapa yang telah memberikan rezeki.